Sabtu, 30 Januari 2010

Styrofoam : Momok bagi manusia

Dalam kehidupan sehari – hari, kita sering menjumpai barang dengan bahan yang satu ini. Mulai dari tempat makanan, sampai pembungkus barang elektronik. Ketika kita beli mie ayam misalnya, banyak penjual yang membungkusnya dengan Styrofoam. Mungkin karena praktis, ataupun faktor ekonomi yang membuat penjual gemar menggunakan bahan ini. Di sisi pembeli pun, Styrofoam bisa dikatakan praktis. Saat kita ingin makan dengan cepat tanpa repot, Styrofoam dapat menjadi alternatifnya. Dibanding dengan kita harus menyiapkan tempat untuk makan, belum lagi mencucinya. Styrofoam hanya dibuang setelah digunakan. Kabar jeleknya, Styrofoam yang menjadi sahabat kita sehari – hari rupanya dapat membawa dampak negatif bagi lingkungan dan tubuh kita sendiri.

Penelitian menyebutkan bahwa Styrofoam merupakan bahan yang berbahaya, dimana mengandung senyawa – senyawa kimia yang dapat mengganggu kesehatan tubuh manusia. Dikatakan pula bahwa saat styrofoam digunakan menjadi pembungkus makanan yang panas, senyawa – senyawa kimia berbahaya yang ada dalam Styrofoam keluar, dan mengakibatkan menyatunya senyawa – senyawa itu dengan makanan. Mungkin kita tak merasakan dampak langsungnya, namun jika berulang – ulang dalam jangka waktu yang lama kita baru akan merasakan dampaknya. Penyakit yang akan menyerang adalah salah satunya kanker.

Di dalam hubungannya dengan ekologi, Styrofoam juga dapat dikatakan sebagai bahan yang “tidak bersahabat” dengan lingkungannya. Disebutkan bahwa Styrofoam merupakan bahan yang sangat sulit untuk diuraikan – meskipun dapat – tetapi waktu penguraiannya memakan hampir 100 tahun. Ini dapat menyebabkan menumpuknya Styrofoam dalam jumlah sangat besar. Akibat konkretnya, saat hujan datang maka banjir tidak mungkin terhindarkan, yang berujung pada kerusakan lingkungan. Benar – benar kejadian yang tidak kita harapkan. Mungkin kita berpikir sebaiknya Styrofoam diolah, atau dikubur saja. Namun Styrofoam tak bisa diolah kembali. Dikubur? Ya, jika kita ingin tanah dan kehidupan sekitarnya tercemar.

Maka tidak heran jika banyak negara yang menolak pemakaian produk ini. Mulai dari Cina, negara – negara di Eropa, dan lainnya. Mereka sadar bahwa kesehatan dan keselamatan adalah hal penting bagi manusia dan lingkungan. Bagaimana dengan di Indonesia?

         Dalam menangani masalah – masalah yang akan muncul karena Styrofoam, sebaiknya kita menghindari penggunaan Styrofoam. Kita bisa gunakan bahan lain yang lebih aman dibanding Styrofoam. Kita tidak ingin lingkungan kita tercemar oleh karena bahan yang kita konsumsi sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar